Sabtu, 13 November 2010

sEjArAh gErAkAn kOpERasI INdoNesiA

Pengertian / Definisi Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum dengan melaksanakan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sehingga sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan.
A.       Sejarah Gerakan Koperasi
Koperasi muncul pertama kali pada awal abad ke 19
·      Penerapan sistem kapitalis di Eropa membuat buruh merasa tertindas dan untuk membebaskan penderitaan mereka bersepakat membentuk koperasi.
·      Pada awalnya pertumbuhan koperasi tidak dapat di pisahkan dengan gerakan sosialis, hal ini disebabkan kuatnya pengaruh pemikiran sosialis dalam perkembangan koperasi.
·      Ada dua alasan yang mendasari pengaruh sosialisme tersebut yaitu :
PERTAMA : terdapat kesamaan motif antara gerakan koperasi dengan gerakan sosialis, sebagai reaksi terhadap penderitaan kaum buruh di dalam sistem perekonomian kapitalis atau sama-sama membebaskan kaum buruh dari ketertindasan kaum kapitalis
KEDUA :  sebagai suatu bentuk organisasi ekonomi yang berbeda dengan bentuk organisasi ekonomi kpitalis, yang menawarkan suatu bentuk dasar tatanan sosial yang berbeda dengan masayarakat kapitalis. Oleh gerakan sosialis, bentuk gerakan koperasi di pandang sebagai suatu carapraktis bagi kaum buruh dan produsen kecil untuk melepasakan diri dari tindakan kaum kapitalis.oleh sebab itu mereka sangat menganjurkan berdirinya koperasi.
DALAM PERKEMBANGAN SELANJUTNYA :
Gerakan koperasi menemukan jalan sendiri yang berbeda dengan cara-cara yang ditempuh gerakan sosialis.
·      Koperasi sebagai suatu gerakan menjunjung tinggi cara-cara demokratis untuk melawan kekuasaan kaum kapitalis yang menindas. Dengan demikian tidak mengherankan koperasi lebih mudah berkembang di negara kapitalis yang menerapkan sistem politik demokratis.Koperasi dapat berkembang sebagai bentuk perusahaan alternatif yang berfungsi mengimbangi kelemahan bentuk perusahaan yang banyak terdapat di negeri itu.
INGGRIS
Tahun 1844 koperasi komsumsi pertama berdiri di ROCHDALE INGGRIS.para pendirinya kaum buruh yang tertindas yaitu pekerja di pabrik tekstil diawali dengan jumlah 28 orang terdorong menyatukan kemampuan mereka yang terbatas yang terbatas dengan membentuk perkumpulan dan mendirikan sebuah toko.toko itu memenuhi kebutuhan sehari-hari para pekerja dengan cara yang lebih baik dari sebelumnya. Para pendiri tidak menganggap dirinya sebagai konsumen saja melaingkan juga sebagai majikan dari perkumpulan tersebut, hal itu ditandai dengan rasa memiliki dan mengawasi pelaksanaan toko secara bersama-sama.Kemudian mengembangkan sayapnya dengan usaha produktif dengan mendirikan pabrik,menyediakan perumahan para anggotanya.
            Keberhasilan koperasi Rochdale
·      Pada tahun 1852 telah berdiri 100 koperasi konsumsi di Inggris. Disamping menjadi koperasi ini bergerak lebih jauh dengan menyelenggarakan usaha pengolahan barang, pabrik roti modern, perusahaan susu, perusahaan pengepakan, konveksi, usaha penyediaan batu bara untuk musim dingin.
·    Pada tahun 1862 koperasi konsumsi di Inggris menyatukan diri menjadi COOPERATIVE WHOLESALE SOCIETY (CWS), dan tempat usaha dengan 9.000 pekerja. Sedangkan pada tahun 1950 jumlah nggota koperasi di Inggris telah berjumlah 11 juta orang dari 50 juta penduduk inggris. Di damping itu untuk mengurangi impor bahan makanan, telah mendorong berdirinya koperasi pertanian.
PERANCIS
Revolusi Perancis dan perkembangan industri telah menimbulkan kemiskinan dan penderitaan bagi rakyat Perancis. Muncullah beberapa tokoh yng menyadari perlunya perbaikan nasib rakyat di antaranya : CHARLES FAURIER, LOUS BLANC, dan FERDINAND LASAILE. Para pengusaha kecil berhasil membangun koperasi yang bergerak di bidang produksi
Di Perancis terdapat gabungan koperasi Konsumsi Nasional Perancis (FEDERATION NATIONALE DESS COOPERATIVE DE CONSUMTION) dengan jumlah koperasi yang tergabung 476 buah, anggotanya 3,4 juta orang dengan toko sejumlah 9.900 buah dengan perputaran modal sebesar 3.600 miliar FRANC per tahun.
JERMAN
Tahun 1848 saat Inggris dan Perancis sudah maju dalam pembangunan industri, perekonomian di Jerman masih bercorak agraris. Barang-barang impor dari Inggris dan Perancis memberikan tekanan yang berat bagi ekonomi Jerman. Penderitaan juga dirasakan para petani di desa. Pada saat seperti ini muncul seoran pelopor bernma F.W RAIFFEISEN, walikota di FLAMMERSFIELD. Ia menganjurkan para petani untuk menyatukan diri dalam perkumpulan simpan pinjam. Dengan segala rintangan akhirnya berhasil mendirikan koperasi. Koperasi yang didirikan memiliki pedoman sebagai berikut:
Pedoman koperasi.
1.      Anggota koperasi wajib menyimpan sejumlah uang walaupun dalam jumlah yang sangat kecil sesuai dengan kemampuan masing-masing
2.      Uang simpanan boleh dikeluarkan sebagai pinjaman bagi anggota yang membutuhkannya, penggunaan uang itu di awasi terutama untuk tujuan produktif.
3.      Usaha koperasi mula-mula di batasi pada desa setempat, pada sekelompok orang yang saling mengenal agar tercapai kerja sam yang erat
4.      Pengurus koperasi diselenggarakan sendiri anggota yang dipilih tanpa mendapat upah.
5.      Keuntungan yang diperoleh dari perputaran uang simpanan dimiliki koperasi dan digunakan untuk membantu kesejahteraan masyarakat setempat.
B.     PERKEMBANGAN KOPERASI DI ASIA
1.      Jepang
Koperasi pertama kali berdiri di Jepang pada tahun 1900, yang bersamaan waktunya dengan pelaksanaan UU Kop Industri Kerajinan, koperasi bergerak juga di bidang pertanian. Perkembangan lebih lanjut dimulainya kegiatan pembelian dan pemasaran hasil pertanian tahun 1906.
Pada tahun 1947 mulai berlaku UU koperasi pertanian di Jepang ada bentuk koperasi pertanian.
-          Koperasi pertanian umum, bekerja atas dasar serba usaha
-          Koperasi Khusus, hanya menyelenggarakan satu jenis usaha.
-          Koperasi serba usaha bergabung dengan gabungan perkumpulan koperasi pertanian Nasional atau (ZENKOKU NOGYO KYDOKUMIAI CHOULKAI)
     Perkembangan koperasi di Indonesia
       Sejarah perkembangan koperasi di Indonesia tidak bisa dipisahkan dengan kehadiran pedagang – pedagang Etopa. Namun dengan keserakahan pedagang Eropa untuk meraih keuntungan besar, hubungan berubah ingin menguasai. Akibatnya terjadi penindasan oleh pedagang Eropa terhadap bangsa Indonesia untuk membalas perkembangan koperasi di Indonesia dibuat menjadi 4 bagian:
-          Zaman Belanda, zaman Jepang periode 1945 – 1966, periode 1967 – 1992
Tahun 1895. Ditengah penderitaan masyarakat Indonesia. R. Aria Wiria Admadja seorang patih  di Purwokerto, mempelopori berdirinya sebuah bank dengan nama ( HULPEN SDAARBANK) yang bertujuan menolong pegawai agar tidak terjebak lintah darat pada hakekatnya adalah sebuah koperasi.
Tahun 1998 diperluas ke sektor pertanian (HULPSPAAK EN LANBOUWCREDIET BANK) koperasi ini diawasi secara ketat oleh kolonial Belanda sehingga tidak dapat berkembang.
       Tahun 1908 melalui Budi Utomo, R. Sutomo mencoba mengembangkan koperasi rumah tangga juga kurang berhasil, karena dukungan masyarakat rendah.
       Tahun 1913 serikat dagang Islam mempelopori berdirinya  beberapa jenis koperasi industri kecil dan kerajinan, koperasi ini pun tidak berhasil
       Tahun 1928 menunjukkan ada tanda – tanda koperasi mulai menggembirakan, karna disadari peranan koperasi sebagai alat perjuangan bangsa.
       Tahun 1939 jumlah koperasi sudah mencapai 1712 buah  tetapi yang terdaftar 172 buah dengan anggota 14.134 buah.
     ZAMAN JEPANG
-       Pada masa ini dikembangkan suatu model koperasi terkenal dengan sebutan kumiai. Sesuai peraturan yang berlaku bertugas menyalurkan barang – barang kebutuhan pokok rakyat
-       Tetapi masyarakat mulai menyadari bahwa koperasi ini telah diselewengkan Jepang yng dimanfaatkan untuk dijadikan tempat pengumpulan bahan kebutuhan pokok guna kepentingan perang Jepang melawan sekutu.
Dengan demikian kepercayaan masyarakat terhadap koperasi KUMIAI ini mulai memudar.
PERIODE 1945 – 1967
-   Setelah kemerdekaan bangsa Indonesia memiliki kebebasan untuk menentukan pilihan kebijakan ekonominya sesuai pasal 32 UUD 1945, semangat ekonominya sesuai pasal 32 UUD 1945, semangat koperasi dipakai semangat dasar perekonomian bangsa Indonesia.
-   Koperasi dinyatakan sebagai bangun perusahaan yang sesuai dengan sistem perekonomian yang hendak dikembangkan.
-   Berkat usaha jawatan koperasi, perkembangan koperasi di Indonesia memburuk akibat gejolak politik yang kurang menguntungkan sehingga ada kesan koperasi hanya sekedar alat bagi kepentingan politik tertentu.
  A. Perkembangan Koperasi Di Eropa
       a. Inggris
Penderitaan yang dialami oleh kaum buruh di berbagai Negara di Eropa pada awal abad ke-19 dialami pula oleh para pendiri Koperasi konsumsi di Rochdale, Inggris, pada tahun 1844. Pada mulanya Koperasi Rochdale memang hanya bergerak dalam usaha kebutuhan konsumsi. Tapi kemudian mereka mulai mengembangkan sayapnya dengan melakukan usaha-usaha produktif. Dengan berpegang pada asas-asas Rochdale, para pelopor Koperasi Rochdale mengembangkan toko kecil mereka itu menjadi usaha yang mampu mendirikan pabrik, menyediakan perumahan bagi para anggotanya, serta menyelenggarakan pendidikan untuk meningkatkan pengetahuan anggota dan pengururs Koperasi.
Menyusul keberhasilan Koperasi Rochdale, pada tahun 1852 telah berdiri sekitar 100 Koperasi Konsumsi di Inggris. Sebagaimana Koperasi Rochdale, Koperasi-koperasi ini pada umumnya didirikan oleh para konsumen.
Dalam rangka lebih memperkuat gerakan Koperasi, pada tahun 1862, Koperasi-koperasi konsumsmi di Inggris menyatukan diri menjadi pusat Koperasi Pembelian dengan nama The Cooperative Whole-sale Society, disingkat C. W. S. Pada tahun 1945, C. W. S. telah memiliki sekkitar 200.buah pabrik dan tempat usaha dengan 9.000 pekerja, yang perputaran modalnya mencapai 55.000.000 poundsterling. Sedangkan pada tahun 1950, jumlah anggota Koperasi di seluruh wilayah Inggris telah berjumlah lebih dari 11.000.000 orang dari sekitar 50.000.000 orang penduduk Inggris.
b. Perancis
     Revolusi Perancis dan perkembangan industri telah menimbulkan kemiskkinan dan penderitaan bagi rakyat Perancis. Berkat dorongan pelopor-pelopor merekaseperti Charles Forier, Louis Blanc, serta Ferdinand Lasalle, yang menyadari perlunya perbaikan nasib rakyat, para pengusaha kecil di Perancis berhasil membangun Koperasi- koperasi yang bergerak dibidang produksi.
Dewasa ini di Perancis terdapat Gabungan Koperasi Konsumsi Nasional Perancis (Federation Nationale Dess Cooperative de Consommation), dengan jumlah Koperasi yang tergabung sebanyak 476 buah. Jumlah anggotanya mencapai 3.460.000 orang, dan toko yang dimiliki berjumlah 9.900 buah dengan perputaran modal sebesar 3.600 milyar franc/tahun.

c. Jerman
     Sekitar tahun 1848, saat Inggris dan Perancis telah mencapai kemajuan, muncul seorang pelopor yang bernama F. W. Raiffeisen, walikota di Flammersfield. Ia menganjurkan agar kaum petani menyatukan diri dalam perkumpulan simpan-pinjam.
Setelah melalui beberapa rintangan, akhirnya Raiffesien dapat mendirikan Koperasi dengan pedoman kerja sebagai berikut :
1. Anggota Koperasi wajib menyimpan sejumlah uang.
2. Uang simpanan boleh dikeluarkan sebagai pinjaman dengan membayar bunga.
3. Usaha Koperasi mula-mula dibatasi pada desa setempat agar tercapai kerjasama yang erat.
4. Pengurusan Koperasi diselenggarakan oleh anggota yang dipilih tanpa mendapatkan upah.
5. Keuntungan yang diperoleh digunakan untuk membantu kesejahteraan masyarakat
Pelopor Koperasi lainnya dari Jerman ialah seorang hakim bernama H. Schulze yang berasal dari kota Delitzcsh. Pada tahun 1849 ia mempelopori pendirian Koperasi simpan-pinjam yang bergerak di daerah perkotaan. Pedoman kerja Koperasi simpan-pinjam Schulze adalah :
1. Uang simpanan sebagai modal kerja Koperasi dikumpulkan dari anggota
2. Wilayah kerjanya didaerah perkotaan.
3. Pengurus Koperasi dipilih dan diberi upah atas pekerjaannya.
4. Pinjaman bersifat jangka pendek.
5. Keuntungan yang diperoleh dari bunga pinjamandibagikan kepada anggota.
d. Denmark
Jumlah anggota Koperasi di Denmark meliputi sekitar 30% dari seluruh peduduk Denmark. Hampir sepertiga penduduk pedesaan Denmark yang berusia antara 18 s/d 30 tahun balajar di perguruan tinggi. Dalam perkembangannya, tidak hanya hasil-hasil pertanian yang didistribusikan melalui Koperasi, melainkan meliputi pula barang-barang kebutuhan sector pertanian itu sendiri. Selain itu, di Denmark juga berkembang Koperasi konsumsi. Koperasi-koperasi konsumsi ini kebanyak didirikan oleh serikat-serikat pekerja di daerah perkotaan.
e. Swedia
Salah seorang pelopor Koperasi yang cukup terkemuka dari Swedia bernama Albin Johansen. Salah satu tindakannya yang cukup spektakuler adalah menasionalisasikan perusahaan penyaringan minyak bumi yang menurut pendapatnya, dapat dikelola dengan cara yang tidak kalah efisiennya oleh Koperasi. Pada tahun 1911 gerakan Koperasi di Swedia berhasil mengalahkan kekuatan perusahaan besar. Pada tahun 1926 Koperasi berhasil menghancurkan monopoli penjualan tepung terigu yang dimilikki perusahan swasta.
Pada akhir tahun 1949, jumlah Koperasi di Swedia tercatat sebanyak 674 buah dengan sekitar 7.500 cabang dan jumlah anggota hamper satu juta keluarga. Rahasia keberhasilan Koperasi-koperasi Swedia adalah berkat program pendidikan yang disusun secara teratur dan pendidikan orang dewasa di Sekolah Tinggi Rakyat (Folk High School), serta lingkaran studi dalam pendidikan luar sekolah. Koperasi Pusat Penjualan Swedia (Cooperative Forbundet), mensponsori program-program pendidikan yang meliputi 400 jenis kursus teknis yang diberikan kepada karyawan dan pengurus Koperasi

B. Perkembangan Koperasi Di Amerika Serikat
     Keadaan sosial ekonomi Amerika Serikat pada pertengahan abad ke-19 hampir sama dengan Inggris. Menurut catatan, jumlah Koperasi yang tumbuh antara tahun 1863-1939, berjumlah 2600 buah. Sekitar 57% dari Koperasi-koperai ini mengalami kegagalan.
     Perkembangan yang menarik terjadi setelah tahun 1908. Sebuah komisi untuk kehidupan pedesaan yang diangkat oleh Presiden Theodore Rosevelt pada tahun 1908 mengemukakan dalam laporannya bahwa salah satu kebutuhan utama masyarakat pedesaan ialah kerjasama yang efektif diantara para petani untuk mempersatukan usahanya pada tingkat yang sesuai kepentingan bersama.
Menurut catatan, dalam periode 1909-1921, sekitar 52% dari seluruh pekumpulan Koperasi pertanian yang ada telah bekerja secara efektif. Dalam perkembangannya, ada banyak jenis Koperasi yang berkembang di Amerika Serikat. Di daerah pedesaan antara lain dikenal adanya Koperasi Asuransi Bersama, Koperasi Llistrik dan Telepon, Koperasi Pengawetan Makanan, Koperasi Simpan-Pinjam dan Koperasi Penyediaan Benih. Sedangkan Koperasi-koperasi di perkotaan seringkali menyelenggarakan toko-toko eceran. Koperasi kredit dan Koperasi Perumahan juga banyak ditemukan dikota-kota, di Amerika Serikat juga berkembang Koperasi Rumah Sakit dan Koperasi Kesehatan.
C. Perkembangan Koperasi Di Asia
a. Jepang
Koperasi pertama kali berdiri di Negara ini pada tahun 1900 (33 tahun sesudah pembaharuan oleh Kaisar Meiji), atau bersamaan waktunya dengan pelaksanaan Undang-undang Koperasi Industri Kerajinan. Cikal bakal kelahiran Koperasi di Jepang mulai muncul ketika perekonomian uang mulai dikenal oleh masyarakat pedalaman.
Gerakan Koperasi pertanian mengalami kemajuan yang sangat pesat sejak tahun 1930-an, khususnya ketika penduduk Jepanng menghadapi krisis ekonomi yang melanda dunia dalam periode 1933. Di Jepang ada dua bentuk Koperasi pertania. Yang pertama disebut Koperasi Pertanian Umum. Koperasi ini bekerja atas dasar serba usaha, misalnya menyelenggarakan usaha pemasaran hasil pertanian, menyediakan kredit untuk usaha perasuransian, pemberian bimbingan dan penyuluhan pertanian bagi usaha tani. Bentuk Koperasi yang lain disebut Koperasi Khusus. Koperasi ini hanya menyelenggarakan satu jenis usaha seperti Koperasi buah, Koperasi daging ternak, Koperasi bunga-bungaan dan sebagainya. Pada umumnya Koperasi- koperasi pertanian di Jepang menyelenggarakan bentuk usaha Koperasi yang pertama.
Perlu ditambahakan, Koperasi-koperasi yang menyelenggarakan kegiatan serba usaha juga tergabung dalam sebuah Koperasi Induk yang bernama Gabungan Perkumpulan Koperasi Pertanian Nasional (Zenkoku Nogyo Kyodokumiai Chuokai). Titik berat kegiatan Koperasi Gabungan atau ZEN-Noh ini adalah penyaluran sarana produksi dan pemasaran hasil pertanian. Selain itu di Jepang juga terdapat Induk Koperasi Asuransi Bersama, Induk Koperasi Perbankan untuk pertanian-kehutanan dan pusat asosiasi penerbitan.

b. Korea
Perkembangan Koperasi di Korea, khususnya Koperasi pedesaan, dimulai pada awal abad ke-20. Di Korea ada dua organisasi pedesaan yang melayani kebutuhan kredit petani, yakni Bank Pertanian Korea dan Koperasi Pertanian.
Pada tahun 1961dalam rangka pelaksanaan Undang- undang Koperasi pertanian yang baru, Bank Pertanian Korea dan Koperasi Pertanian digabungkan menjadi satu dengan nama Gabungan Koperasi Pertanian Nasional (National Agricultural Cooperative Federation), disingkat NACF. Gabungan ini bekerja atas dasar prinsip-prinsip Koperasi yang modern dan melakukan kerjanya atas dasar serba usaha (Multipurpose). NACF bertugas mengembangkan sector pertanian, meningkatkan peran ekonomi dan sosial petani, serta menyelenggarakan usaha- usaha peningkatan budaya rakyat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar